Selasa, 26 Maret 2013

Guru Sebagai Sahabat

Filled under:

DALAM proses belajar mengajar, keberadaan guru berperan strategis bagi keberhasilan tujuan pendidikan. Namun, sistem pendidikan yang kita anut menempatkan guru pada sosok yang terlampau agung. Guru atau dosen sengaja didesain sebagai manusia luar biasa, yang harus ”digugu lan  ditiru” dalam setiap laku dan ucapannya. Sistem yang demikian membuat corak pendidikan kita indoktrinatif yang menempatkan siswa pada posisi lemah.

Tugas siswa kemudian hanya meniru dan mengikuti apa pun perintah sang guru. Guru seakan-akan malaikat yang tak pernah salah.  Di saat bersamaan, siswa sama sekali tak diberi keleluasaan untuk menggali potensinya. Model pendidikan sentralistik pada sosok guru membuat pendidikan kita sulit maju.  

Sebagai Sahabat

Fenomena di atas terjadi karena mereka terbiasa bergantung pada figur guru, sesuatu di luar dirinya. Kebiasaan itu berlangsung lama, sehingga mengkristal pada mental ketergantungan. Dalam konteks dunia kerja, mereka sangat bergantung pada sosok di atasnya, semisal bos. 

Di sinilah pentingnya menengok kembali posisi guru. Guru semestinya bertindak sebagai sahabat yang punya kedudukan setara dengan siswa. Guru seperti inilah yang mampu menciptakan atmosfer belajar yang hangat, mengasyikkan, membangkitkan semangat, dan menancapkan kepercayaan diri bagi siswa. Pada gilirannya, guru yang ”bersahabat” menjadi dambaan setiap siswa yang ujung-ujungnya berdampak positif bagi kualitas pendidikan kita.(75)

— Mustainah SSi, Guru PAUD Griya Nanda UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sumber : http://www.lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/ruang-guru/481-guru-sebagai-sahabat

0 komentar:

Posting Komentar

Polling Guru